Jumat, 12 Februari 2010

HATI YANG IKHLAS

Bismillaahirrohmaaanirrohiim

Ya Allah, Yang Memiliki Setiap Hati Yang Terluka, yang memiliki setiap hati yang bersedih, yang memiliki setiap hati yang gelisah,

Bimbinglah kami Robb, agar kami selalu diberi kekuatan dalam menempuh perjalanan hidup ini dengan ikhlas,

Karena kami yakin bahwa ikhlas dapat meringankan suatu perjalanan yang berat,

Ikhlas adalah satu kata yang mudah diucapkan tapi memang sulit untuk dilakukan karena ini adalah perkara hati,

dan bukan hanya ikhlas, biasanya sesuatu yang berhubungan dengan perkara hati memang butuh penanggulangan lebih extra,

sederhanya bagaimana kita bisa ikhlas adalah seberapa jauh kita yakin bahwa apa apa yang ada di tangan kita ini murni semuanya hanya titipan,

berat rasanya untuk ikhlas kalau kita masih merasa memiliki sesuatu, dan sesungguhnya rasa memiliki itu juga adalah sebahagian dari sifat nafsu,

jadi sekarang tinggal kita belajar bagaimana keyakinan ini agar terus bertambah, bahwa semuanya hanya milik Allah,

sahabat, coba renungkanlah inti dari makna kalimat diatas, semoga kita bisa menjalani hidup ini selalu di naungi dengan sikap ikhlas,

tapi ingat iklhlas itu adanya dihati bukan di aksi, karena ikhlas dengan pasrah adalah hal yang 180 derajat berbeda

dan semoga Allah selalu melapangkan hati kita semua, agar kita tidak terlalu merasa kehilangan dikala apa yang ada di tangan kita itu pergi, insya Allah

Hikmah Dibalik Kejadian

Allah menjanjikan pertolongan dalam kesulitan, menjanjikan dekat dengan orang sabar, dan menjanjikan kebaikan dibalik setiap kesulitan hidup,

Ya Allah jadikanlah setiap langkah apapun yang kami tempuh agar selalu menuju ridho-MU dan jadikanlah kami orang yang pandai melihat karunia-MU agar kami pandai bersyukur atas apa-apa yang telah Engkau berikan, amin

artinya kita harus siap menghadapi dinamika hidup yang akan terjadi, yang kadang terasa manis dan terkadang terasa pahit,

akan terasa berat hidup ini jikalau kita hanya terfokus pada kejadian, dan keinginan kita saja, tapi akan terasa ringan dan lebar hati ini jikalau kita bisa merenungi hikmah dibalik suatu kejadian

ketika akan bepergian dan tidak jadi karena bis yang akan ditumpanginya telah berangkat, mungkin pada saat itu kita akan ngedumel dan marah, tetapi akan mengucapkan syukur ketika terungkap hikmah dari kejadian tersebut, karena ternyata bis yang akan kita tumpangi tadi mendapat kecelakaan

banyak sekali kejadian yang awalnya kita merasa marah dan menyesal, tetapi setelah kita tahu hikmah dibalik suatu kejadian, justru kita malah bersyukur,

seakan ada dinding tebal yang menghalangi kita dari megenal hikmah dari suatu kejadian

berbeda dengan hati yang menganggap kesuksesan dan keuntungan hidup itu tidak hanya dipandang dari sisi dunia saja, tapi lebih luas lagi yaitu mencari nilai dan ridho disisi Allah

biasanya orang seperti itu akan lebih mampu mengendalikan dirinya ketika kesulitan hidup melanda, karena apapun kejadian yang menimpa dirinya yakin bahwa semua itu tidak akan pernah sia-sia, karena hakekatnya Allah jugalah yang telah menciptkan kejadian tersebut, insya Allah

Semoga kita semua dapat belajar dari setiap kejadian yang menimpa diri kita atau permasalahan hidup yang sedang kita alami menjadi jalan agar mampu melatih hati agar bisa mengenal Allah lebih dekat lagi, amin.

Minggu, 07 Februari 2010

IED YAUM Al-HUBB (Perayaan Hari Kasih sayang)

Ied al-Hubb (perayaan Valentine's Day) datangnya dari kalangan apa yang telah disebutkan, termasuk salah satu hari besar / hari libur dari kaum paganis Kristen. Karenanya, diharamkan untuk siapapun dari kalangan muslimin, yang dia mengaku beriman kepada Allah dan Hari Akhir, untuk mengambil bagian di dalamnya, termasuk memberi ucapan selamat (kepada seseorang pada saat itu). Sebaliknya, adalah wajib untuknya menjauhi dari perayaan tersebut - sebagai bentuk ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya, dan menjaga jarak dirinya dari kemarahan Allaah dan hukumanNya.

Valentine’s Day sebenarnya, bersumber dari paganisme orang musyrik, penyembahan berhala dan penghormatan pada pastor kuffar. Bahkan tak ada kaitannya dengan “kasih sayang”, lalu kenapa kita masih juga menyambut Hari Valentine ? Adakah ia merupakan hari yang istimewa? Adat? Atau hanya ikut-ikutan semata tanpa tahu asal muasalnya?

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta pertangggungjawabannya” (Al Isra' : 36).

Kita tahu bahwa acara itu jelas berasal dari kaum kafir yang akidahnya berbeda dengan ummat Islam, sedangkan Rasulullah bersabda: Diriwayatkan dari Abu Said al-Khudri Radiyallahu 'anhu : Rasulullah bersabda: "Kamu akan mengikuti sunnah orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sampai mereka masuk ke dalam lubang biawak kamu tetap mengikuti mereka. Kami bertanya: Wahai Rasulullah, apakah yang kamu maksudkan itu adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani? Rasulullah bersabda: Kalau bukan mereka, siapa lagi?" ( HR. Bukhori dan Muslim ).

Bukti yang jelas terang dari Al Qur’an dan Sunnah - dan ini adalah yang disepakati oleh konsensus ( Ijma') dari ummah generasi awal muslim - menunjukkan bahwa ada hanya dua macam Ied (hari Raya) dalam Islam : ' Ied Al-Fitr (setelah puasa Ramadhan) dan ' Ied Al-Adha (setelah hari ' Arafah untuk berziarah).




Maka seluruh Ied yang lainnya - apakah itu adalah buatan seseorang, kelompok, peristiwa atau even lain – yang diperkenalkan sebagai hari Raya / ‘Ied, tidaklah diperkenankan bagi muslimin untuk mengambil bagian didalamnya, termasuk mengadakan acara yang menunjukkan sukarianya pada even tersebut, atau membantu didalamnya – apapun bentuknya – sebab hal ini telah melampaui batas-batas syari’ah Allah:

وَتِلْكَ حُدُودُاللَّهِ وَمَن يَتَعَدَّ حُدُودَ اللَّهِ فَقَدْ ظَلَمَ نَفْسَهُ
Itulah hukum-hukum Allah dan barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah, maka sesungguhnya dia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. [ Surah At-Thalaq ayat 1]

Jika kita menambah-nambah Ied yang telah ditetapkan, sementara faktanya bahwa hari raya ini merupakan hari raya orang kafir, maka yang demikian termasuk berdosa. Disebabkan perayaan Ied tersebut meniru-niru (tasyabbuh) dengan perilaku orang-orang kafir dan merupakan jenis Muwaalaat (Loyalitas) kepada mereka. Dan Allah telah melarang untuk meniru-niru perilaku orang kafir tersebut dan termasuk memiliki kecintaan, kesetiaan kepada mereka, yang termaktub dalam kitab Dzat yang Maha Perkasa (Al Qur’an). Ini juga ketetapan dari Nabi (Shalallaahu ` Alaihi wa sallam) bahwa beliau bersabda : “Barangsiapa meniru suatu kaum, maka dia termasuk dari kaum tersebut”.